Aku jenuh mengerti arti jenuh? Jenuh seperti minyak goreng yang sudah dipakai menggoreng berulang-2 sampai bewarna hitam. Atau bisa juga dibayangkan seperti air di dalam bong yang dipakai tiap hari untuk menghisap ganja dan tidak pernah diganti selama 2 tahun. Bisa bayangkan?
Otakku sepet. Seperti sisa kelapa parut yang sudah diperas berulang-2 sampai tidak ada lagi sari yang keluar. Aku kepingin tiba-2 dunia ini berhenti berputar. Mempersilahkan aku beristirahat baranse sebentar saja. Tapi mungkin bumi tidak bisa berhenti berputar. Atau mungkin dia tidak mengijinkan aku beristirahat.
"Hai sang bumi! kompromi sedikit kek! Beri aku waktu untuk ngaso! capek tauk! Barang semenit aja! huuu...!! Pelit!!"
"Aku harus pelit!" katanya. "Kalau tidak pelit nanti aku sendiri yang akan musnah dimakan jaman. Lihat dirimu.. itu akibat dari tidak pelit waktu! coba kau sedikit pelit waktu...Jadi serakah sedikit. Jangan mau kalah! Egois lebih banyak lagi biar tidak diinjak-2 orang. Lihat dirimu... diinjak-2 orang akibat terlalu murah hati. Terlalu mengiyakan segala sesuatu. Terlalu mengalah kalau ada persoalan. Jangan mau disalahi! Unjuk orang lain kalau disalahkan. Cari alasan kek! Sudah diinjak-2 dan kalah selalu kau mengalahkan aku."
"Lho... katanya aku disuruh unjuk orang lain kalau disalahkan. Sekarang aku menunjuk kamu malah kamu menyalahkan aku... Bagaimana sih!???!"
"Aku bilang bukan salahkan aku sang bumi. Tapi salahkan sejenismu manusia! Biar dunia ini ramai. Biar terjadi perang dimana-2. Biar aku cepat rusak dan mati. Aku sudah capai menjadi tempat tempahan orang-2 macam kamu."
Ah,... bumi pun bosan menemani aku bercengkrama. Bosan....
Monday, June 12, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment